Ayah Selamat Jalan

Seorang ayah biasanya ditakuti anaknya karena keganasannya. Tetapi saya menjumpai seorang ayah yang benar-benar menyayangi anak-anaknya. Waktu itu aq sering iri melihat temanku Helda. Dia sering sekali ditelpon sama ayahnya kurang lebih ayahnya menelponseminggu dua kali dan biasanya menelponnya lumayan lama.

Setelah beberapa lama berteman, aq bertanya, "ayahmu kerja dimana?" ayaku kerja jadi satpam di penginapan. Apa benar begitu? iya mbak. Saudaramu berapa? satu, adikku sekarang masih SMP. Wah, ayahmu hebat ya. Sedemikian besar kasih sayangnya untuk anak-anaknya. Kenapa kamu nggak mengusulkan keayahmu supaya beliau menelpon seminggu sekali saja, biar dananya untuk mengirim uangmu. Aq sudah sering mengajukan hal ini, kalau aq sering meminta hal ini, aq khawatir nanti dikira nggak mau ditelpon.

Bagaimana dengan kirimanmu? Alhamdulillah nggak pernah kekurangan. Diakhir-akhir kuliah dia minta kursus bahasa inggris dengan biaya yang lumayan mahal, ayahnya langsung mengiyakan. Aq penasaran, katanya ayahnya Helda kerjanya menjadi satpam tapi kok uangnya banyak. Minta ini dikasih, minta itu dikasih. Kemudian aq tanya dia lebih lanjut, ayahmu disamping kerja satpam kerja apa lagi? Dengan jujur dia menjawab, "ayahku kadang-kadang menjadi perantara daging dan kadang-kadang mencari penumpang bis, kemudian ayahku dikasi uang sekian ratus rupiah, kalau mbak pernah melihat oarang-orang yang mencari penumpang bis, kemudian kondektur bis melempar uang koin ya begitulah pekerjaan sampingan ayahku dan kadang-kadang beliau di temapat penginapandisuruh orang membelikan rokok nanti uang sisanya dikasi ke ayahku. Aq sedih dengan kondisi ayahku sekarang. Ayah dan ibuku itu kalau keramas ga pernah pake sampo, beliau keramas pake sabun biasa, katanya biar saja sudah tua saja kok, yang penting kebutuhan anaknya terpenuhi. Semua uang yang dikirim kesini beliau ga berfikir uang dari mana untuk hidup disana.

Adiknya Helda, Ana namany ketika lulus SMP melanjutkan sekolahnya di Yogya. Temanku tanya Ana pergi kemana? Ana pergi dengan ayahnya. Temanku bilang, "wah luar biasa ayah itu. Motor satu dimintai juga langsung dikasihkan. Teman-teman satu kos benar-benar heran dengan kasih sayang yang ditunjukkan oleh sang ayah. Mungkin ga hanya teman-teman satu kos yang heran, duniapun kalau tahu pasti akan tercengang . Di rumah asalnya ada satu sepeda motor dan sepedanya tiu dimintai anaknya. Begitu sepeda motor itu diminta langsung diantar ke Yogya naik kapal laut dan dari Surabaya ke Yogya motor itu dinaiki.

Sewaktu di Yogya aq dan Kikis teman satu kos mendengar pembicaraan ayah dan anak dari ruang sebelah. Helda mengusulkan supaya ayahnya jangan sering menelpon, supaya dan yang keluar untuk telpon bisa dikurangi. Kemudian ayahnya menjawab, "yang namanya menelpon itu kebutuhan bagaimana ayah bisa mengakhiri pembicaraan ditelpon kalau memang belum selesai. Ibu juga sering bialang katanya jangan sering menelpon taoi sewkatu diajak ke wartel dia juga langsung berangkat. Masalahnya kamu itu belum punya anak, Nanti kalau sudah punya anak kamu akan merasakan bagaimana perasaan terhadap anakmu. tapi ya maaf-maaf saja kalau kamu nanti ga seperti ayah. aq dan Kikis saling berpandangan sedih mendengan pernyataan ini. Dan Heldapun mengakhiri pembicaraan.

Beberapa tahun yang lalu sewatu telpon berdering aq angkat telpon itu dan dari seberang sana terdengar suara bapak-bapak, Helda ada? Helda pergi kursus pak. Aq langsung tanggap ini bapaknya Helda. Beliau tanya, "disitu hujan gak?" hujan pak, hampir setiap hari disini hujan. Oh, hujan itu harus kita syukuri, hujan itu rahmat Allah. Sampaikan sama Helda, bapak nanti telpon lagi.

Sewaktu Helda diwisuda, keadaan keuang bapak sudah kacau, jadi tidak ada uang untuk menghandiri. tetapi bapaknya berkata, kalau ayah ga punya uang, walau harus berenang dari Kalimantan ke Yogya akan ayah lakukan untuk melihatmu wisuda. Akhirnya rumah dan pekarangannya digadaikan seharga tujuh juta untuk menghadiri wisuda sang buah hati. Dan rumah tersebut sudah terjual.

Ayah mulai sering sakit, karena jaganya setiap malam, akhirnya bapak keluar kerja. Kemudian ayah mulai berdagang. Beliau jualan kelapa parut dipasar. Tetapi keuangan sedang kacau dan tidak bisa mengirimi uang bulanan untuk Ana dan Anna pahan dengan keadaan ayahnya. Ana yakin, ayahnya akan mengiriminya uang kalau ada. Ana berkata, "bagaimana ayahku bisa mengirimiku uang kalau beliau pulang dari pasar saja uang yang dipegangnya cuma ribuan."

Sekitar tanggal 21 Maret 2007 Helda SMS katanya ayahku sekarang sakit struk, aq sedih sekali, aq belum bisa membahagiakan beliau. Kemudian pada tanggal 24 Maret 2007 jam 19:49 Helda SMS, Innalillahi wa innailaihi roji'un. Telah kembali bapak Helda kepada Allah Sang Pencipta. Bapak meninggal jam 18.

Bapak telah pergi tetapi aq akan selalu ingat dengan kasih sayang dan perhatianmu yang sedemikian besar dan hal ini menjadi contoh buatku untuk mendidik anak-anakku nanti. Aq berdoa, semoga aq mendapatkan suami yang punya kasih sayang dan perhatian yang melimpah seperti dirimu. AYAH, SELAMAT JALAN.

0 komentar: